ANALISA SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG TIRTA ARTA
METODE PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Empat
Mata Kuliah Metode Penelitian
Disusun oleh:
DWI HERNAWAN 12165159)
PANDU ISWAHYUDI (12166668)
(
AMIK BSI Yogyakarta
Yogyakarta 2018
PERSETUJUAN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK
Kuliah Kerja Praktik ini telah disetujui dan disahkan serta diizinkan untuk dinilai pada Tahun Akademik 2017/2018 di Semester Empat.
DOSENMATA KULIAH
Kelas12.4C.09
(Chriswardana
Bayu Dewa, S.E, M.M)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT atas terselesaikannya
Laporan Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian dengan judul:"Analisa Sistem Pengolahan Air Isi Ulang Tirta
Arta".yang merupakan
salah
satu syarat Ujian Akhir Semester 4 (empat) Mata Kuliah Metode
Penelitian Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan
KomputerBSI
Yogyakarta.
Selama melaksanakan penelitian dan dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk
dan saran,serta fasilitas yang membantu
hingga akhir dari penulisan laporan ini. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer BSI
Yogyakarta.
2. Ketua ProgramStudi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer BSI
Yogyakarta.
3. Bapak Paulus Tofan Rafiyanta selaku Dosen
Pembimbing yang
telah
memberikan
bimbingan
dan pengarahan dalam penyelesaian
laporan ini.
4. Bapak Chriswardana
Bayu Dewa S.E, M.M selaku Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian
5. Bapak Priyanto selaku pemilik Depot Air
Minum Isi Ulang Tirta Arta.
Dalam makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan maupun dalam penulisannya.
Akhirnya penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun dalam
laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun tetap penulis
harapkan.
Yogyakarta, 20 Mei2018
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Penelitian................................................................................................. i
Lembar
Persetujuan Penelitian...................................................................................... ii
Kata
Pengantar ........................................................................................................... ..iii
Daftar Isi....................................................................................................................... .v
Daftar Gambar........................................................................................................... ...vi
Daftar
Lampiran ........................................................................................................ .vii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................. .. .1
1.1. Umum..................................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 3
1.3. Metode Penelitian .................................................................................. 3
1.4. Ruang Lingkup....................................................................................... 6
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................. 6
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1. Konsep
Dasar Sistem............................................................................ 8
2.2. Peralatan Pendukung........................................................................... 13
BAB III ANALISA
SISTEM BERJALAN ........................................................ ...19
3.1. Umum.................................................................................................. 19
3.2. Tinjauan
Perusahaan ........................................................................... 21
3.2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................. 21
3.2.2. Struktur
Organisasi dan Fungsi ............................................... 23
3.3. Proses Bisnis ....................................................................................... 23
3.4. Activity Diagram Sistem
Berjalan ...................................................... 24
3.5. Spesifikasi Sistem Informasi Berjalan ................................................ 25
3.5.1.
Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan .................................. 25
3.5.2. Spesifikasi Bentuk
Dokumen Keluaran .................................. 26
3.6. Permasalahan Pokok ........................................................................... 27
3.7. Pemecahan
Masalah ............................................................................ 27
3.8. Use Case
Diagram.............................................................................. 28
3.9. Deskripsi
............................................................................................ 28
BAB IV PENUTUP................................................................................................ ..29
4.1. Kesimpulan.......................................................................................... 29
4.2. Saran.................................................................................................... 29
Daftar
Pustaka............................................................................................................ 30
Lampiran-Lampiran ................................................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
1.
|
Gambar III.1
|
Struktur Organisasi................................................................
|
23
|
|
2.
|
Gambar III.2
|
Mekanisme
Pengolahan....……….............................................
|
24
|
|
3.
|
GambarIII.3
|
Activity Diagram......……….....................................................
|
24
|
|
Halaman
4. Gambar
III.4 Use
Case.................................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
|
Tanda terima...............................................................................................
|
31
|
2.
|
Kwitansi..................................................................................................
|
31
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Makluk
hidup yang berada dimuka bumi ini tidak bisa hidup tanpa air. Air
merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup.Manusia dan makhluk
hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya.Air
yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air
bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi
dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di
alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara sederhana maupun
modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih,
akibatnya akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi
penggunanya.
Belakangan ini timbul
masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih.Banyak
sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab susahnya
mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah
rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata
air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang
langka".
Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut,
salah satunya dengan aplikasi Teknologi yang tepat guna dimana yang dapat
menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan mudah digunakan.
Teknologi yang digunakan meliputi pengolahan pengolahan air yang dilakukan
meliputi pengolahan secara fisik (filtrasi), pengolahan kimia (adsorbsi) serta
desinfeksi menggunakan UV. Mahasiswa sebagai agent of change, agent of
technology dansocial control mempunyai tanggung jawab moral untuk
mengaktualisasikan
ilmu yang telah didapatkan
kepada masyarakat. Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membantu
mengatasi masalah air yang ada di masyarakat.
Tidak dapat disangkal bahwa komposisi tubuh manusia
dewasa sekitar 60-70% terdiri dari air, sementara pada bayi hampir 80% tubuhnya
terdiri dari air, dan pada janin bahkan lebih dari 90% tubuhnya terdiri dari
air. Air dibutuhkan oleh semua bagian tubuh manusia untuk dapat melakukan
aktivitasnya. Guna air bagi tubuh antara lain sebagai : bahan pembentukan sel,
bahan pembawa, pengatur suhu, pelarut, pereaksi, pelumas & sebagai
bantalan/adsorber.
Kebutuhan ini merupakan peluang bisnis air minum isi
ulang yang dapat kita manfaatkan dengan membuka depot air minum isi ulang
(DAMIU). Menjalankan usaha ini bisa meraup keuntungan yang besar, karena
masyarakat banyak yang beralih menggunakan jasa depot pengisian air isi ulang
tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang merupakan suatu proses
pengolahan kembali dan secara berkala dari air minum ataupun air mineral dalam
kemasan. Dewasa ini tidak terhitung usaha-usaha yang mengembangkan dirinya
dibidang pengisian air minum dalam kemasan yang biasa disebut dengan
depot.Usaha- usaha tersebut bila dikaitkan dengan kegiatan produksi maka
dibutuhkan suatu 2 manajerial yang baik guna mencapai target-target tertentu
dari tujuan usaha tersebut didirikan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk, kebutuhan akan air minum yang sehat semakin meningkat. Perusahaan
yang bergerak dalam bisnis air minum semakin bertambah dan memperluas jaringan
pemasarannya sehingga menciptakan tingkat persaingan yang semakin ketat.
Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk berusaha keras dalam berinovasi,
kreatif menciptakan dan mengembangkan produk, ukuran dan kemasan yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar produknya disukai, dipercaya konsumen
dan mampu bersaing dalam pasar.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibuat untuk membangun dan
mengembangkan suatu produk yaitu:
1. Mengetahui kualitas air yang kita konsumsi.
2. Mengerti tentang pengertian air
yang berkualitas
3. Mengetahui dan memahami tentang proses pengolahan air
1.3 Metode
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam pembuatan makalah ini, yaitu menggunakan beberapa metode :
a.
Melakukan wawancara
Selama proses wawancara harus sesuai dengan
pedoman wawancara (guideline interview) yang telah dipersiapkan. Beberapa
ciri-ciri wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:
1. Daftar
pertanyaan dan kategori jawaban telah
dipersiapkan
Dalam wawancara
tersetruktur, daftar pertanyaan sudah tertulis dalam form pertanyaan serta
dengan kategori jawaban yang telah disediakan.Biasanya dalam bentuk pedoman
wawancara.Peneliti hanya tinggal membacakan pertanyaan yang telah tertulis,
sementara subyek penelitian hanya tinggal menjawab sesuai dengan jawaban yang
telah disediakan.
2. Kecepatan
wawancara terkendali
Karena jumlah
pertanyaan dan jumlah pilihan jawaban sudah tersedia,dan kemungkinan jawaban
yang akan diperoleh sudah dapat diperediksi, tentu saja waktu dan kecepatan wawancara
dapat terkendali dan telah diperhitungkan sebelumnya oleh peneliti. Peneliti
dapat melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, dan
mencatat waktu yang dibutuhkan selama wawancara tersebut.
3. Tidak
ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)
Fleksibilitas terhadap
pertanyaan atau jawaban hamper tidak ada. Peneliti tidak perlu lagi membuat
pertanyaan lain dalam proses wawancara karena semua pertanyaan yang dibuat
sudah disimulasikan terlebih dahulu dan biasanya sudah “fix” ketika turun kelapangan, begitu juga dengan jawaban.
4. Mengikuti
Pedoman/Guideline Wawancara (dalam urutan pertanyaan, penggunaan kata dan
kalimat, pilihan jawaban dan tidak improvisasi)
Pedoman wawancara mencakup
serangkaian pertanyaan beserta urutannya yang telah diatur dan disesuaikan
dengan alur pembicaraan.Tidak diperkenankan menggunakan bahasa atau kata-kata yang tidak tertulis
dalam pedoman wawancara.
Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan
tentang suatu fenomena Wawancara tersetruktur biasanya
digunakan dalam rangka untuk mendapatkan penjelasan saja dari suatu fenomena
atau kejadian, dan bukan tujuan untuk memahami fenomena tersebut. Karena alasan
tersbut biasanya wawancara terstruktur lebih sering digunakan dalam penelitian
survey atau kuantitatif ketimbang penelitian kualitatif walaupun wawancara
tersetruktur juga bias digunakan dalam penelitian kualitatif.
Dalam melakukan
wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpulan data juga dapat
melengkapi diri dengan menggunakan alat-alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan atau material material lain yang dibutuhkan.
a.
Observasi
Maka perlu melakukan
hal-hal berikut:
1. Dengan
menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk melihat data-data.
2. Dengan
menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat (observers).
3. Dengan
mengambil data-data sejenis lebih banyak.
Usaha-usaha untuk
mengatasi kelemahan yang bersifat psikologis, yaitu :
1. Dengan
meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi).
2. Dengan
membiasakan diri.
3. Dengan
rasa ingin tahu.
4. Dengan
mengurangi prasangka.
5. Dengan
memiliki proyeksi.
Dalam observasi
diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Karena
manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan (check-list),
alat-alat elektronik seperti kamera, video dan sebagainya; lebih banyak
menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan;
mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi
mengenai objek diamati.
1.4 Ruang
Lingkup
Ruang lingkup pembuatan penelitian ini berfokus pada:
1.
Bagaimana
sumber dan kualitas air
2.
Proses
pengolahan air menjadi air minum
1.5Sistematika penulisan
Sistematika penulisannya
terdiri dari 4 BAB :
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah maksud dan
tujuan, metode penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan
BAB
II LANDASAN TEORI
Landasan teori berisi pengertian-pengertian sistem.air tawar, ciri
fisis air tawar, sifat kimiawi air tawar, karakteristik air bersih, kriteria
dan standard kualitas air minum dan peralatan pendukung pada Depot Air Minum Tirta Arta
BAB
III ANALISA SISTEM BERJALAN
Analisa sistem berjalan berisi umum , tinjauan
perusahaan, proses bisnis, activity diagram system berjalan
BAB
IV PENUTUP DAN KESIMPULAN
Penutupan berisi kesimpulan
dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Didalam mendefinsikan sebuah sistem,
diperlukan penekanan terhadap prosedur maupun komponen dan elemennya. Pada
sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah dalam mempelajari suatu
sistem untuk dianalisa dan perancangan suatu sistem tersebut.
MenurutSatzinger, J.W., Jackson, R.B., dan Burd, S.D
(2010,p4) “Pengertian analisis sistem adalah proses pemahaman danpenentuan
secara rinci apa yang seharusnya dicapai oleh sistem informasi.”
MenurutJimmy L. Goal (2008:73) “Pengertian analisis sistem
adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.”
MenurutAl Fatta (2007:4)
“Pengertian analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus
bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
mereka.”
Menurut McLeod (2007, p74) “Pengertian analisis sistem adalah
penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem
baru atau memperbaharui sistem yang telah ada tersebut.”
MenurutYogiyanto (1995) “Pengertian analisis sistem adalah
penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan.”
Menurut Kristanto (2003)
“Pengertian analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan
mengitnerpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan
menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.”
MenurutMardi (2011, p124) “Pengertian analisis sistem adalah
proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada dengan lingkungannya
sehingga diperoleh petunjung berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan sistem.”
Menurut Pressman ”Pengertian
analisis sistem adalah kegiatan menemukan atau mengidentifikasikan masalah,
mengevaluasi, membuat model serta membuat spesifikasi sistem.”
Menurut Yourdan “Pengertian analisis sistem adalah suatu
kegiatan mentansformasikan dua masukan uatama, yaitu kebijaksanaan pemakai dan
anggaran proyek kedalam sepesifikasi yang terstruktur. Kegiatan tersebut
melibatkan alat dan model diagram aliran data, diagram antar entitas dan
komunikasi data.”
Menurut Kenneth dan
Jane (2006:G12) “Pengertian analisis sistem adalah kegiatan menganalisa
permasalahan dari suatu perusahaan dan pemecahan masalah tersebut dengan
menggunakan sistem informasi.”
Menurut O’Brien dan
Marakas (2009:639) ”Pengertian analisis sistem adalah kegiatan menganalisa
komponen dan requirement dari sebuah sistem secara rinci.”
Menurut Bentley dan Whitten (2009:160) “Pengertian analisis
sistem adalah sebuah metode untuk mencari solusi dari permasalahan sistem yang
ada dengan cara mengelompokkan komponen yang ada menjadi komponen-komponen yang
lebih kecil agar solusi yang ditemukan sesuai dengan kebutuhan sistem.”
Menurut Stair dan Reynolds (2010) ‘Pengertian analisis sistem
adalah sistem yang menentukan sistem informasi apa yang harus dilakukan untuk
memcahkan masalah yang sudah ada dengan memepalajari sistem dan proses kerja
untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk perbaikan.”
Menurut Laudon dan
Laudon (2010) ‘Pengertian analisis sistem terdiri dari mengidentifikasi
masalah, mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusi dan mengidentifikasi
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sistem.”
Menurut Mulyanto dkk
(2008) ”Pengertian analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi komponen-komponennya dengan tujuan
mempelajari seberapa bagus komponen-komponen tersebut bekerja dan berinteraksi
untuk meraih tujuan yang teah ditentukan.”
. 2.1.1 Pengertian air
tawar
Air tawar ialah
air yang tidak berasa dengan kata lain air yang tidak mengandung banyak
larutan garam dan
larutan mineral di
dalamnya. Saat menyebutkan air
tawar merujuk ke air dari sumur, danau, sungai, salju, atau es.Air tawar juga berarti air yang
dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia.
Adapun karateristrik air tawar adalah sebagai berikut:
Sifat
Fisis Air Tawar
1) Warna,
Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna,
sehingga tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar
juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen
(bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya
mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe.Air yang
mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air
sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah
dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masih
mengandung komponen-komponen terlarut.
Pada dasarnya air murni tidak
enak untuk diminum karena beberapa bahan yang terlarut dapat memberikan rasa
yang spesifik terhadap air minum.Oleh karena itu, air minum yang lazim
diperdagangkan bukan merupakan air murni.Jadi air yang tidak tercemar,
merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah
melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara
normal untuk berbagai keperluan.Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air
tidak dapat digunakan secara normal disebut dengan polusi/pencemaran. Kebutuhan
makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan-batasan pencemaran untuk
berbagai jenis air juga berbeda.
Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi
warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan
terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain
disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan
terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang bersifat
koloid.
Air
yang normal pada dasarnya tidak mempunyai rasa.Timbulnya rasa pada air
lingkungan (kecuali air laut yang mempunyai rasa asin) merupakan
indikasi kuat bahwa air telah tercemar.Rasa yang menyimpang tersebut biasanya
disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya
dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.
2) Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari
udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih
dingin.Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan
melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan
suhu.
Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan panas.
Untuk menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya.Suhu air
sungai yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan hewan air
lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen.
b. Sifat Kimia Air Tawar
Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air
juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang
terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir semua zat kimia
bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam
air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air),
dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai
zat-zat "hidrofobik" (takut-air).
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat
tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya
intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak
mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat
tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air
Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini
adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah terlarut
dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat
dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut.
Air juga mempercepat (mengkatalisis)
hampir semua reaksi kimia yang diketahui.Sifat kimia air yang penting lainnya
adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal.Air tidak terlalu
reaktif yang membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga
terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Mengutip Michael
Denton: “Tampaknya, seperti semua sifatnya yang lain, reaktivitas air
ideal baik bagi peran biologis maupun geologisnya.”
Masih banyak lagi sifat-sifat kimia yang ada pada air
tawar.Diantaranya berdasarkan kesadahan, pH, banyaknya zat terlarut dalam air
itu.
2.2 Peralatan
Pendukung
Merupakan alat yang
digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan
menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukan
secara tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (tools system) yang
dijelaskan sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut :
2.2.1 UML (Unifed Modeling Language)
A. Unified
Modeling Language (UML)
Pada sub bab iniakan
dibahas mengenai pengertian UML, definisi UMl, komponen-komponen UML,
diagram-diagram UML, dan bangun dasar metedologi UML.
B. Definisi
Unified Modeling Language (UML)
Menurut Adi Nugroho
(2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem
atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan
(modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah
dipelajari dan dipahami.
C. Langkah-langkah
penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut Henderi
(2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai
berikut:
a. Buatlah
daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan
proses yang mungkin muncul.
b. Petakan
use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat
fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case
diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
c. Buatlah
deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
d. Definisikan
requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus
disediakan oleh sistem.
e. Berdasarkan
use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
f. Definisikan
obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau
collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki
kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing
alur.
g. Buatlah
rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk
menjalankan skenario use case.
h. Berdasarkan
model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian
dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih
baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas
class dan interaksi dengan class lain.
i.
Setelah class diagram dibuat, kita dapat
melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu
buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi
untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
j.
Perhalus deployment diagram yang sudah
dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi,
jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
k. Mulailah
membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
l.
Pendekatan use case dengan mengassign
setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode
yang lengkap dengan test.
m. Pendekatan
komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
D. Fokus
Unified Modeling Language (UML)
Pemetaan (mapping)
Unified Modeling Language (UML) bersifat 2 (dua) arah, yaitu :
Generasi kode bahasa
pemrograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) foward engineering
(Nugroho, 2010:21)
Generasi kode belum
sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan
langkah baik bersifat iterative dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML)
hingga didapat sistem atau piranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna
dan pengembang (Henderi, 2009:5).
E. Konsep
Pemodelan Menggunakan UML
Menurut Nugroho
(2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep
dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi
sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri
pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang
merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang
sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya
dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural
classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen
model (model management).
F. Jenis-jenis
diagram UML (Unified Modeling Language)
Menurut Widodo
(2011:10), Berikut ini adalah definisi mengenai 9 diagram UML:
a. Class
Diagram :
Bersifat statis.Diagram
ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka,
kolaborasi-kolaborasi, drts relasi-relasi.
b. Package
Diagram :
Bersifat statis.
Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram
komponen.
c. Use
Case Diagram :
Bersifat statis.Diagram
ini memperlihatkan himpnan use-case dan aktor- aktor (suatu jenis khusus dari
kelas).
d. Sequence
Diagram :
Bersifat
dinamis.Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman
pesan dalam waktu tertentu.
e. Communication
Diagram :
Bersifat
dinamis.Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan
organisasi struktural dari objek- objek yang menerima serta mengirim pesan.
f. State
Chart Diagram :
Bersifat dinamis.
Diagram status memperlihatkan keadaan- keadaan pada sistem, memuat status (state),
transisi, kejadian serta aktifitas.
g. Activity
Diagram :
Bersifat
dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang
memeperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu
sistem.
h. Component
Diagram :
Bersifat statis.Diagram
komponen ini memperlihatkan organisasi kebergantungan sistem/perangkat lunak
pada komponen- komponen yang telah ada sebelumnya.
i.
Deployment Diagram :
Bersifat statis.Diagram ini
memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time).
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1. Umum
Seiring dengan berkurangnya sumber mata
air bersih, bisnis depot air minum isi ulang semakin berkembang pesat.
Tingginya aktivitas dan kebutuhan akan efisiensi menjadi faktor pendorong
diperlukannya air minum yang praktis. Depot air minum isi ulang adalah suatu
usaha yang menyediakan air minum yang di isi ulang, Usaha Depot air minum isi
ulang merupakan salah satu usaha yang banyak berkembang pesat. Dengan
margin Profit yang cukup tinggi, mendorong munculnya depot air minum isi ulang
dimana-mana. Tingkat kebutuhan akan air minum yang tinggi, memotivasi munculnya
berbagai usaha pengolahan air minum, baik air minum dalam kemasan maupun air
minum isi ulang.. Depot air minum isi ulang, air minum yang menjual
produknya tanpa kemasan, konsumen datang ke depot mereka dengan membawa kemasan
botol bekas dari merk apa saja, untuk isi ulang. Salah depot air isi ulang yang
berdiri yaitu Depot Air Isi Ulang Tirt Arta yang beralamat di Berjo Kulon,
Sidoluhur, Godean, Sleman..
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kepmenperindag) Nomor 651/MPP/Kep/10/2004, pasal 1 yang dikatakan Depot air minum isi ulang adalah industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Adapun air minum yang dimaksud merupakan air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Setiap air minum menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (KepMenperindag) Nomor 651 Tahun 2004 harus berpedoman pada cara produksi air minum yang baik pada seluruh mata rantai produksi air minum, mulai dari pengadaan bahan sampai perjualan ke konsumen seperti terinci :
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kepmenperindag) Nomor 651/MPP/Kep/10/2004, pasal 1 yang dikatakan Depot air minum isi ulang adalah industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Adapun air minum yang dimaksud merupakan air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Setiap air minum menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (KepMenperindag) Nomor 651 Tahun 2004 harus berpedoman pada cara produksi air minum yang baik pada seluruh mata rantai produksi air minum, mulai dari pengadaan bahan sampai perjualan ke konsumen seperti terinci :
1. Desain
dan Konstruksi Bangunan
2. Bahan
Baku, Mesin dan Peralatan Produksi
3. Proses
Produksi
4. Produksi
Air Minum
5. Pemeliharaan
Sarana Produksi dan Program Sanitasi
6. Karyawan
Untuk sampai ke konsumen, air minum isi ulang harus diolah terlebih dahulu
dilakukan pengolahan, berikut ini adalah proses pengolahan air minum pada
depot-depot air minum isi ulang :
1.
Air baku diambil dari sumber mata air
2.
Kemudian air baku ditampung dari
tanki-tanki berukuran besar
3.
Setelah air tersebut
melewati filter dari bahan silika untuk menyaring
4.
Kemudian melewati tabung-tabung berisi
karbon aktif untuk menghilangkan bau
5.
Setelah itu air disaring dengan filter
berukuran 10 mikron
6.
Kemudian disaring lagi menggunakan
saringan berukuran 1 mikron untuk menyaring bakteri
7.
Setelah air bebas dari bakteri kemudian
ditampung pada tanki khusus yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
tanki air baku
8.
Kemudian dilakukan penyinaran dengan
menggunakan lampu ultra violet untuk mematikan kuman-kuman atau bakteri yang
tersisa
9.
Air siap untuk dijual ke konsumen
3.2. Tinjauan
perusahaan
Dalam tinjauan perusahaan ini berisi sejarah perusahaanm
struktur organisasi serta fungsi dari masing-masing bagian yang ada dalam
perusahaan tersebut.
3.2.1. Sejarah perusahaan
Berkembangnya usaha-usaha depot
air minum yang sangat
pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting
peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan
yang diinginkan oleh perusahaan maupun usaha perseorangan.
Teknologi
pengolahan yang di jual lewat internet sudah terbukti merupakan salah satu media informasi yang efektif
dan efisien dalam penyebaran informasi yang dapat diakses oleh siapa saja,
kapan saja dan dimana saja.Teknologi internet mempunyai efek yang sangat besar
pada perdagangan atau bisnis. Hanya dari rumah atau ruang kantor, calon pembeli
dapat melihat produk-produk pada layar komputer, mengakses informasinya,
memesan dan membayar dengan pilihan yang tersedia. Calon pembeli dapat
menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu datang ke toko atau tempat
transaksi sehingga dari tempat duduk mereka dapat mengambil keputusan dengan
cepat.
Menjawab
tantangan dan kebutuhan akanair minum isi ulang maka seorang enterepreneur yaitu
bapak Priyanto mencoba dan
memulai suatu usaha di bidang Depot Air Isi Ulang Tirta Arta. Bekat pengalaman dan modal tekad
maka bpk Priyanto mendirikan Usaha Depot Air Isi Ulang.Maka pada tanggal 12 Agustus 2010 dengan memulai usaha yaitu di Berjo
Kulon,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Berkat
dukungan dari keluarga dan handai tolan, maka bpk Priyanto memulai karir sebagai pemilik serta
pelaku usaha dalam bidang Pengolahan dan Air Isi Ulang.
3.2.2. Struktur organisasi
dan fungsi
Job Description:
1. Owner atau pemilik
- memeriksa laporan-laporan yang disampaikan dari bawahan
- menilai kinerja bawahan
- menjalankan fungsi pengawasan
- merekap buku transaksi keuangan
2. Karyawan
- melayani konsumen
- mengisi buku transaksi penjualan
3.3. Proses bisnis
Dalam rangka penyediaan
air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan yang mana kualitas air
tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu
memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat
oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat
Pada proses pengolahan air minum pada depot air minum isi ulang TIRTA ARTA, dilakukan sistem pengolahan tanpa
pemanasan. Bahan baku air bersih diolah dengan cara filtrasi dan desinfeksi.
Untuk menjaga kualitas produknya Depot Air Minum TIRTA ARTA mengambil
sumber air baku yang berasal dari air PDAM yang rutin dikirim oleh truk
pengangkut air bersih dari Pegunungan Lawu. Setelah melalui proses pengolahan
menggunakan alat pengolah maka air siap didistribusikan dan siap konsumsi.
3.4 Activity
Diagram system berjalan
Tujuannya
adalah untuk menjelaskan alur intern perusahaan dari proses suplai
air bersih sampai ke
proses pengolahan sehingga air siap dikonsumsi.
3.5 Spesifikasi
system berjalan
3.5.1. Spesifikasi bentuk dokumen
masukan
Nama
dokumen : tanda terima
pembayaran
Fungsi : Untuk tanda bukti telah
menerima pembayaran
Sumber : karyawan
Tujuan : owner/pemilik
Media : Kertas
Jumlah
rangkap : 3 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi proses
jual beli
Bentuk : Lampiran 1
Nama dokumen : Buku laporan harian
Fungsi :
Untuk mencatat transaksi masuk dan keluar
Sumber : Bagian administrasi
Tujuan : owner
Media : Kertas
Jumlah
rangkap : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi adanya transaksi
Bentuk : Lampiran 2
3.5.2. Spesifikasi bentuk dokumen
keluaran
Nama
dokumen : Kwitansi
Fungsi : Untuk tanda bukti pembayaran
Sumber : Karyawan
Tujuan : Pelanggan
Media : Kertas
Jumlah
rangkap : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi proses
jual-beli
Bentuk : Lampiran 3
3.6 Permasalahan
Penulis melakukan analisis terhadap system
yang berjalan pada Depot Air Minum Tirta Artadengan cara mengumpulkan
informasi dari system berjalan yang ada, kemudian menemukan permasalahan,
penyebab dari timbulnya masalah dan akibat dari permasalahan tersebut. Adapun point
point analisanya sebagai berikut:
1. Pengedropan air dari suplier yang kurang tepat waktu
|
|
2. Kualitas air yang kadang tidak jernih
|
|
3. Alat pengolah yang tergantung listrik, sehingga kalau listrik mati maka
tidak beroperasi
|
|
Setelah melakukan observasi serta tinjauan
langsung ke Depot Air Minum Tirta Arta maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk point point
permasalahan yang dialami oleh Depot Air Minum Tirta Arta maka perlu adanya suatu systemcadangan
yang terstruktur agar supaya dapat lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan
usaha.
3.8 Use Case
3.9 Deskripsi use
case
• Deskripsi Proses
a. Suplier air mengantar tangki air
ke Depot
b. Karyawan menerima dan menempatkan
pada Tandon Air
c. Karyawan melaksanakan pengolahan
lewat mesin pengolah air
d. Setelah melalui proses
pengolahan, air siap di jual
e. Setiap ada transaksi jual beli
air isi ulang, maka pembeli/konsumen mendapatkan bukti berupa kwitansi
pembayaran dan setiap pengisian 8 kali gratis pengisian 1 kali.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pengembangan sistem pengolahan air isi ulang yang dilakukan pada Depot
Air Isi Ulang Tirta Artaselama
ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sumber air Depot Air Isi Ulang Tirta
Arta masih tergantung dari suplier
2.
Air sumber terkadang dibawah standar
kualitas
3.
Mesin pengolah masih tergantung dari
listrik PLN, apabila aliran padam maka depot tidak beroperasi
4.2 Saran
Dengan penggunaan Sistem Pengolahan Air isi ulang ini,
maka perlu penambahan baik dari segi kekuangan maupun peningkatan sumber daya. Oleh karena itu, penulis mencoba
memberikan saran-saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem ini
sebagai berikut :
1.
Depot Air Minum
Tirta Arta perlu mencari suplier air cadangan agar proses produksi lancar.
2.
Perlunya sumber mata air yang siap
sewaktu-waktu.
Tersedianya sumber energi cadangan agar proses
produksi lancar.
Daftar
Pustaka
http://www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-analisis-sistem-menurut-para-ahli.html
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta
Lampiran
– Lampiran
Dokumentasi Penelitian:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar