Senin, 09 Juli 2018

LAPORAN TUGAS METODE PENELITIAN SEMESTER 4 BSI JOGJA





ANALISA SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG TIRTA ARTA




 LAPORATUGAS MATA KULIAH

METODE PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Empat
Mata Kuliah Metode Penelitian


Disusun oleh:

DWI HERNAWAN       12165159)
PANDU ISWAHYUDI  (12166668)
(

AMIK BSI Yogyakarta
Yogyakarta 2018



PERSETUJUAN LAPORAN KULIAH KERJPRAKTIK



Kuliah KerjPraktiini telah disetujui dan disahkan serta diizinkan untuk dinilai pada Tahun Akademi2017/201di Semester Empat.















DOSENMATA KULIAH
Kelas12.4C.09








(Chriswardana Bayu Dewa, S.E, M.M)




KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadiraAllah SWT atas terselesaikannya Laporan Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian dengan judul:"Analisa Sistem Pengolahan Air Isi Ulang Tirta Arta".yang merupakan salah satu syarat Ujian Akhir Semester 4 (empat) Mata Kuliah Metode Penelitian Program Studi Manajemen InformatikAkademi Manajemen Informatika dan KomputerBSI Yogyakarta.
Selammelaksanakan penelitian dan dalam menyelesaikan laporan inipenulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran,sertfasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisalaporan iniUntuk itpenulimenyampaikan ucapan terimkasiyang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1.       Direktur Akademi Manajemen Informatika dan KomputeBSI Yogyakarta.
2. Ketua ProgramStudi  Manajemen InformatikAkademi Manajemen Informatika dan Komputer BSI Yogyakarta.
3.    Bapak Paulus Tofan Rafiyanta selakDosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini.
4.       Bapak Chriswardana Bayu Dewa S.E, M.M selaku Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian
5.       Bapak Priyanto selaku pemilik Depot Air Minum Isi Ulang Tirta Arta.

Dalam makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan maupun dalam penulisannya.


Akhirnya penulis berharap semoglaporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itkritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Yogyakarta, 20 Mei2018



                             PENYUSUN



DAFTAR ISI

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Halaman

Lembar Judul Penelitian................................................................................................. i
Lembar Persetujuan Penelitian...................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................................... ..iii
Daftar Isi....................................................................................................................... .v
Daftar Gambar........................................................................................................... ...vi
Daftar Lampiran ........................................................................................................ .vii

BAB I     PENDAHULUAN .................................................................................. .. .1
1.1. Umum..................................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 3
1.3. Metode Penelitian .................................................................................. 3
1.4. Ruang Lingkup....................................................................................... 6
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................. 6

BAB II   LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1.  Konsep Dasar Sistem............................................................................ 8
2.2.  Peralatan Pendukung........................................................................... 13

BAB III  ANALISA SISTEM BERJALAN ........................................................ ...19
3.1.  Umum.................................................................................................. 19
3.2.  Tinjauan Perusahaan ........................................................................... 21
3.2.1.  Sejarah Perusahaan .................................................................. 21
3.2.2.  Struktur Organisasi dan Fungsi ............................................... 23
3.3.  Proses Bisnis ....................................................................................... 23
3.4.  Activity Diagram Sistem Berjalan ...................................................... 24
3.5.  Spesifikasi Sistem Informasi Berjalan ................................................ 25
3.5.1.  Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan ..................................  25
3.5.2.  Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran .................................. 26
3.6.  Permasalahan Pokok ........................................................................... 27
3.7.  Pemecahan Masalah ............................................................................ 27
3.8.   Use Case Diagram.............................................................................. 28
3.9.   Deskripsi ............................................................................................ 28

BAB IV  PENUTUP................................................................................................ ..29
4.1.  Kesimpulan.......................................................................................... 29
4.2.  Saran.................................................................................................... 29

Daftar Pustaka............................................................................................................ 30

Lampiran-Lampiran ................................................................................................... 31

DAFTAR GAMBAR

1.
Gambar III.1
Struktur Organisasi................................................................
23

2.
Gambar III.2
Mekanisme Pengolahan....……….............................................
24



3.
GambarIII.3
Activity Diagram......……….....................................................
 24
Halaman


4.  Gambar III.4   Use Case....................................................................................      28

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman


1.
 Tanda terima...............................................................................................
31
2.
Kwitansi..................................................................................................
31




BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Makluk hidup yang berada dimuka bumi ini tidak bisa hidup tanpa air. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup.Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya.Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih.Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang langka".
Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan aplikasi Teknologi yang tepat guna dimana yang dapat menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan mudah digunakan. Teknologi yang digunakan meliputi pengolahan pengolahan air yang dilakukan meliputi pengolahan secara fisik (filtrasi), pengolahan kimia (adsorbsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Mahasiswa sebagai agent of change, agent of technology dansocial control mempunyai tanggung jawab moral untuk mengaktualisasikan 
ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat. Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah air yang ada di masyarakat.
Tidak dapat disangkal bahwa komposisi tubuh manusia dewasa sekitar 60-70% terdiri dari air, sementara pada bayi hampir 80% tubuhnya terdiri dari air, dan pada janin bahkan lebih dari 90% tubuhnya terdiri dari air. Air dibutuhkan oleh semua bagian tubuh manusia untuk dapat melakukan aktivitasnya. Guna air bagi tubuh antara lain sebagai : bahan pembentukan sel, bahan pembawa, pengatur suhu, pelarut, pereaksi, pelumas & sebagai bantalan/adsorber.
Kebutuhan ini merupakan peluang bisnis air minum isi ulang yang dapat kita manfaatkan dengan membuka depot air minum isi ulang (DAMIU). Menjalankan usaha ini bisa meraup keuntungan yang besar, karena masyarakat banyak yang beralih menggunakan jasa depot pengisian air isi ulang tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang merupakan suatu proses pengolahan kembali dan secara berkala dari air minum ataupun air mineral dalam kemasan. Dewasa ini tidak terhitung usaha-usaha yang mengembangkan dirinya dibidang pengisian air minum dalam kemasan yang biasa disebut dengan depot.Usaha- usaha tersebut bila dikaitkan dengan kegiatan produksi maka dibutuhkan suatu 2 manajerial yang baik guna mencapai target-target tertentu dari tujuan usaha tersebut didirikan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan air minum yang sehat semakin meningkat. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis air minum semakin bertambah dan memperluas jaringan pemasarannya sehingga menciptakan tingkat persaingan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk berusaha keras dalam berinovasi, kreatif menciptakan dan mengembangkan produk, ukuran dan kemasan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar produknya disukai, dipercaya konsumen dan mampu bersaing dalam pasar.
 1.2       Maksud  dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibuat untuk membangun dan mengembangkan suatu produk yaitu:
1.      Mengetahui kualitas air yang kita konsumsi.
2.      Mengerti tentang pengertian air yang berkualitas
3.      Mengetahui dan memahami tentang proses pengolahan air

1.3       Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah ini, yaitu menggunakan beberapa metode :
a.           Melakukan wawancara
Selama proses wawancara harus sesuai dengan pedoman wawancara (guideline interview) yang telah dipersiapkan. Beberapa ciri-ciri wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:
1.      Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah dipersiapkan
Dalam wawancara tersetruktur, daftar pertanyaan sudah tertulis dalam form pertanyaan serta dengan kategori jawaban yang telah disediakan.Biasanya dalam bentuk pedoman wawancara.Peneliti hanya tinggal membacakan pertanyaan yang telah tertulis, sementara subyek penelitian hanya tinggal menjawab sesuai dengan jawaban yang telah disediakan.


2.      Kecepatan wawancara terkendali
Karena jumlah pertanyaan dan jumlah pilihan jawaban sudah tersedia,dan kemungkinan jawaban yang akan diperoleh sudah dapat diperediksi, tentu saja waktu dan kecepatan wawancara dapat terkendali dan telah diperhitungkan sebelumnya oleh peneliti. Peneliti dapat melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, dan mencatat waktu yang dibutuhkan selama wawancara tersebut.
3.      Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)
Fleksibilitas terhadap pertanyaan atau jawaban hamper tidak ada. Peneliti tidak perlu lagi membuat pertanyaan lain dalam proses wawancara karena semua pertanyaan yang dibuat sudah disimulasikan terlebih dahulu dan biasanya sudah “fix” ketika turun kelapangan, begitu juga dengan jawaban.
4.      Mengikuti Pedoman/Guideline Wawancara (dalam urutan pertanyaan, penggunaan kata dan kalimat, pilihan jawaban dan tidak improvisasi)
Pedoman wawancara mencakup serangkaian pertanyaan beserta urutannya yang telah diatur dan disesuaikan dengan alur pembicaraan.Tidak diperkenankan menggunakan bahasa atau kata-kata yang tidak tertulis dalam pedoman wawancara.

Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena Wawancara tersetruktur biasanya digunakan dalam rangka untuk mendapatkan penjelasan saja dari suatu fenomena atau kejadian, dan bukan tujuan untuk memahami fenomena tersebut. Karena alasan tersbut biasanya wawancara terstruktur lebih sering digunakan dalam penelitian survey atau kuantitatif ketimbang penelitian kualitatif walaupun wawancara tersetruktur juga bias digunakan dalam penelitian kualitatif.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpulan data juga dapat melengkapi diri dengan menggunakan alat-alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan atau material material lain yang dibutuhkan.
a.           Observasi
Maka perlu melakukan hal-hal berikut:
1.      Dengan menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk melihat data-data.
2.      Dengan menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat (observers).
3.      Dengan mengambil data-data sejenis lebih banyak.
Usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan yang bersifat psikologis, yaitu :
1.      Dengan meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi).
2.      Dengan membiasakan diri.
3.      Dengan rasa ingin tahu.
4.      Dengan mengurangi prasangka.
5.      Dengan memiliki proyeksi.
Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Karena manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan (check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video dan sebagainya; lebih banyak menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan; mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi mengenai objek diamati.

1.4       Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembuatan penelitian ini berfokus pada:
1.                  Bagaimana sumber dan kualitas air
2.                  Proses pengolahan air menjadi air minum

1.5Sistematika penulisan
Sistematika penulisannya terdiri dari 4 BAB :
BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang masalah maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan 

BAB II LANDASAN TEORI          
Landasan teori berisi pengertian-pengertian sistem.air tawar, ciri fisis air tawar, sifat kimiawi air tawar, karakteristik air bersih, kriteria dan standard kualitas air minum dan peralatan pendukung pada Depot Air Minum Tirta Arta
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN
                   Analisa sistem berjalan berisi umum , tinjauan perusahaan, proses bisnis, activity diagram system berjalan
BAB IV PENUTUP DAN KESIMPULAN
                   Penutupan berisi kesimpulan dan saran







BAB II
LANDASAN TEORI

2.1          Konsep Dasar Sistem
Didalam mendefinsikan sebuah sistem, diperlukan penekanan terhadap prosedur maupun komponen dan elemennya. Pada sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah dalam mempelajari suatu sistem untuk dianalisa dan perancangan suatu sistem tersebut.
MenurutSatzinger, J.W., Jackson, R.B., dan Burd, S.D (2010,p4) “Pengertian analisis sistem adalah proses pemahaman danpenentuan secara rinci apa yang seharusnya dicapai oleh sistem informasi.”
MenurutJimmy L. Goal (2008:73) “Pengertian analisis sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.”
MenurutAl Fatta (2007:4)  “Pengertian analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.”
Menurut McLeod (2007, p74) “Pengertian analisis sistem adalah penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau memperbaharui sistem yang telah ada tersebut.”
MenurutYogiyanto (1995) “Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.”
Menurut Kristanto (2003)  “Pengertian analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan mengitnerpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.”
MenurutMardi (2011, p124) “Pengertian analisis sistem adalah proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada dengan lingkungannya sehingga diperoleh petunjung berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan sistem.”
Menurut  Pressman ”Pengertian analisis sistem adalah kegiatan menemukan atau mengidentifikasikan masalah, mengevaluasi, membuat model serta membuat spesifikasi sistem.”
Menurut Yourdan “Pengertian analisis sistem adalah suatu kegiatan mentansformasikan dua masukan uatama, yaitu kebijaksanaan pemakai dan anggaran proyek kedalam sepesifikasi yang terstruktur. Kegiatan tersebut melibatkan alat dan model diagram aliran data, diagram antar entitas dan komunikasi data.”
Menurut  Kenneth dan Jane (2006:G12) “Pengertian analisis sistem adalah kegiatan menganalisa permasalahan dari suatu perusahaan dan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan sistem informasi.”
Menurut  O’Brien dan Marakas (2009:639) ”Pengertian analisis sistem adalah kegiatan menganalisa komponen dan requirement dari sebuah sistem secara rinci.”
Menurut Bentley dan Whitten (2009:160) “Pengertian analisis sistem adalah sebuah metode untuk mencari solusi dari permasalahan sistem yang ada dengan cara mengelompokkan komponen yang ada menjadi komponen-komponen yang lebih kecil agar solusi yang ditemukan sesuai dengan kebutuhan sistem.”
Menurut Stair dan Reynolds (2010) ‘Pengertian analisis sistem adalah sistem yang menentukan sistem informasi apa yang harus dilakukan untuk memcahkan masalah yang sudah ada dengan memepalajari sistem dan proses kerja untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk perbaikan.”
Menurut  Laudon dan Laudon (2010) ‘Pengertian analisis sistem terdiri dari mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusi dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sistem.”
Menurut  Mulyanto dkk (2008) ”Pengertian analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi komponen-komponennya dengan tujuan mempelajari seberapa bagus komponen-komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan yang teah ditentukan.”

.    2.1.1 Pengertian air tawar
Air tawar ialah air yang tidak berasa dengan kata lain air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya. Saat menyebutkan air tawar merujuk ke air dari sumurdanausungaisalju, atau es.Air tawar juga berarti air yang dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia. Adapun karateristrik air tawar adalah sebagai berikut:

Sifat Fisis Air Tawar
1) Warna, Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen (bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe.Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen terlarut.
Pada dasarnya air murni tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan yang terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum.Oleh karena itu, air minum yang lazim diperdagangkan bukan merupakan air murni.Jadi air yang tidak tercemar, merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk berbagai keperluan.Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tidak dapat digunakan secara normal disebut dengan polusi/pencemaran. Kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan-batasan pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda.
Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (ap­parent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang bersifat koloid.
Air yang normal pada dasarnya tidak mempunyai rasa.Timbulnya rasa pada air lingkungan (kecuali air laut yang mem­punyai rasa asin) merupakan indikasi kuat bahwa air telah ter­cemar.Rasa yang menyimpang tersebut biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.
2) Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih dingin.Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu.
Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan panas. Untuk menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya.Suhu air sungai yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan hewan air lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen.
b. Sifat Kimia Air Tawar
Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air).
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air
Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut.
Air juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui.Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal.Air tidak terlalu reaktif yang membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Mengutip Michael Denton: “Tampaknya, seperti semua sifatnya yang lain, reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun geologisnya.”
Masih banyak lagi sifat-sifat kimia yang ada pada air tawar.Diantaranya berdasarkan kesadahan, pH, banyaknya zat terlarut dalam air itu.


2.2       Peralatan Pendukung
Merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (tools system) yang dijelaskan sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut :
2.2.1       UML (Unifed Modeling Language)
A.    Unified Modeling Language (UML)
Pada sub bab iniakan dibahas mengenai pengertian UML, definisi UMl, komponen-komponen UML, diagram-diagram UML, dan bangun dasar metedologi UML.
B.     Definisi Unified Modeling Language (UML)
Menurut Adi Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
C.     Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut Henderi (2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:
a.       Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
b.      Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
c.       Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
d.      Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
e.       Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
f.       Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
g.      Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
h.      Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
i.        Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
j.        Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
k.      Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
l.        Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
m.    Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
D.    Fokus Unified Modeling Language (UML)
Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat 2 (dua) arah, yaitu :
Generasi kode bahasa pemrograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) foward engineering (Nugroho, 2010:21)
Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah baik bersifat iterative dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem atau piranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang (Henderi, 2009:5).
E.     Konsep Pemodelan Menggunakan UML
Menurut Nugroho (2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).
F.      Jenis-jenis diagram UML (Unified Modeling Language)
Menurut Widodo (2011:10), Berikut ini adalah definisi mengenai 9 diagram UML:
a.       Class Diagram :
Bersifat statis.Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, drts relasi-relasi.
b.      Package Diagram :
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.


c.       Use Case Diagram :
Bersifat statis.Diagram ini memperlihatkan himpnan use-case dan aktor- aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
d.      Sequence Diagram :
Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.
e.       Communication Diagram :
Bersifat dinamis.Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek- objek yang menerima serta mengirim pesan.
f.       State Chart Diagram :
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan- keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.
g.      Activity Diagram :
Bersifat dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memeperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.





h.      Component Diagram :
Bersifat statis.Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen- komponen yang telah ada sebelumnya.

i.        Deployment Diagram :
Bersifat statis.Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time).

BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN


3.1.    Umum
   Seiring dengan berkurangnya sumber mata air bersih, bisnis depot air minum isi ulang semakin berkembang pesat. Tingginya aktivitas dan kebutuhan akan efisiensi menjadi faktor pendorong diperlukannya air minum yang praktis. Depot air minum isi ulang adalah suatu usaha yang menyediakan air minum yang di isi ulang, Usaha Depot air minum isi ulang merupakan salah satu usaha yang banyak berkembang pesat. Dengan margin Profit yang cukup tinggi, mendorong munculnya depot air minum isi ulang dimana-mana. Tingkat kebutuhan akan air minum yang tinggi, memotivasi munculnya berbagai usaha pengolahan air minum, baik air minum dalam kemasan maupun air minum  isi ulang.. Depot air minum isi ulang, air minum yang menjual produknya tanpa kemasan, konsumen datang ke depot mereka dengan membawa kemasan botol bekas dari merk apa saja, untuk isi ulang. Salah depot air isi ulang yang berdiri yaitu Depot Air Isi Ulang Tirt Arta yang beralamat di Berjo Kulon, Sidoluhur, Godean, Sleman..
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kepmenperindag) Nomor 651/MPP/Kep/10/2004, pasal 1 yang dikatakan Depot air minum isi ulang adalah industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Adapun air minum yang dimaksud merupakan air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Setiap air minum menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan  (KepMenperindag) Nomor 651 Tahun 2004 harus berpedoman pada cara produksi air minum yang baik pada seluruh mata rantai produksi air minum, mulai dari pengadaan bahan sampai perjualan ke konsumen seperti terinci :
1. Desain dan Konstruksi Bangunan
2. Bahan Baku, Mesin dan Peralatan Produksi
3. Proses Produksi
4. Produksi Air Minum
5. Pemeliharaan Sarana Produksi dan Program Sanitasi
6. Karyawan

Untuk sampai ke konsumen, air minum isi ulang harus diolah terlebih dahulu dilakukan pengolahan, berikut ini adalah proses pengolahan air minum pada depot-depot air minum isi ulang :
1.      Air baku diambil dari sumber mata air
2.      Kemudian air baku ditampung dari tanki-tanki berukuran besar
3.      Setelah air tersebut melewati  filter dari bahan silika untuk menyaring
4.      Kemudian melewati tabung-tabung berisi karbon aktif untuk menghilangkan bau
5.      Setelah itu air disaring dengan filter berukuran 10 mikron
6.      Kemudian disaring lagi menggunakan saringan berukuran 1 mikron untuk menyaring bakteri
7.      Setelah air bebas dari bakteri kemudian ditampung pada tanki khusus yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tanki air baku
8.      Kemudian dilakukan penyinaran dengan menggunakan lampu ultra violet untuk mematikan kuman-kuman atau bakteri yang tersisa
9.      Air siap untuk dijual ke konsumen

3.2.    Tinjauan perusahaan
          Dalam tinjauan perusahaan ini berisi sejarah perusahaanm struktur organisasi serta fungsi dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan tersebut.

3.2.1. Sejarah perusahaan
            Berkembangnya usaha-usaha depot air minum yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan oleh perusahaan maupun usaha perseorangan.
Teknologi pengolahan yang di jual lewat internet sudah terbukti merupakan salah satu media informasi yang efektif dan efisien dalam penyebaran informasi yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.Teknologi internet mempunyai efek yang sangat besar pada perdagangan atau bisnis. Hanya dari rumah atau ruang kantor, calon pembeli dapat melihat produk-produk pada layar komputer, mengakses informasinya, memesan dan membayar dengan pilihan yang tersedia. Calon pembeli dapat menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu datang ke toko atau tempat transaksi sehingga dari tempat duduk mereka dapat mengambil keputusan dengan cepat.
Menjawab tantangan dan kebutuhan akanair minum isi ulang maka seorang enterepreneur yaitu bapak Priyanto mencoba dan memulai suatu usaha di bidang Depot Air Isi Ulang Tirta Arta. Bekat pengalaman dan modal tekad maka bpk Priyanto mendirikan Usaha Depot Air Isi Ulang.Maka pada tanggal 12 Agustus 2010 dengan memulai usaha yaitu di Berjo Kulon, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Berkat dukungan dari keluarga dan handai tolan, maka bpk Priyanto memulai karir sebagai pemilik serta pelaku usaha dalam bidang Pengolahan dan Air Isi Ulang.

3.2.2.   Struktur organisasi dan fungsi

Job Description:
1. Owner atau pemilik
   - memeriksa laporan-laporan yang disampaikan dari bawahan
   - menilai kinerja bawahan
   - menjalankan fungsi pengawasan
   - merekap buku transaksi keuangan

2. Karyawan
   - melayani konsumen
   - mengisi buku transaksi penjualan

3.3. Proses bisnis
           Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat
Pada proses pengolahan air minum pada depot air minum isi ulang  TIRTA ARTA, dilakukan sistem pengolahan tanpa pemanasan. Bahan baku air bersih diolah dengan cara filtrasi dan desinfeksi. Untuk menjaga kualitas produknya Depot Air Minum TIRTA ARTA  mengambil sumber air baku yang berasal dari air PDAM yang rutin dikirim oleh truk pengangkut air bersih dari Pegunungan Lawu. Setelah melalui proses pengolahan menggunakan alat pengolah maka air siap didistribusikan dan siap konsumsi.



3.4       Activity Diagram system berjalan
            Tujuannya adalah untuk menjelaskan alur intern perusahaan dari proses suplai air bersih sampai ke proses pengolahan sehingga air siap dikonsumsi.


3.5       Spesifikasi system berjalan
3.5.1. Spesifikasi bentuk dokumen masukan
Nama dokumen     : tanda terima pembayaran
Fungsi                    : Untuk tanda bukti telah menerima pembayaran
Sumber                   : karyawan
Tujuan                    : owner/pemilik
Media                     : Kertas
Jumlah rangkap      : 3 lembar
Frekuensi               : Setiap terjadi proses jual beli
Bentuk                   : Lampiran 1
Nama dokumen                 : Buku laporan harian
Fungsi                    : Untuk mencatat transaksi masuk dan keluar
Sumber                   : Bagian administrasi
Tujuan                    : owner
Media                     : Kertas
Jumlah rangkap      : 1 lembar
Frekuensi               : Setiap terjadi adanya transaksi
Bentuk                   : Lampiran 2
3.5.2. Spesifikasi bentuk dokumen keluaran
Nama dokumen     : Kwitansi
Fungsi                    : Untuk tanda bukti pembayaran
Sumber                   : Karyawan
Tujuan                    : Pelanggan
Media                     : Kertas
Jumlah rangkap      : 1 lembar
Frekuensi               : Setiap terjadi proses jual-beli
Bentuk                   : Lampiran 3

 3.6       Permasalahan        
Penulis melakukan analisis terhadap system yang berjalan pada Depot Air Minum Tirta Artadengan cara mengumpulkan informasi dari system berjalan yang ada, kemudian menemukan permasalahan, penyebab dari timbulnya masalah dan akibat dari permasalahan tersebut. Adapun  point  point analisanya sebagai berikut:
1.      Pengedropan air dari suplier yang kurang tepat waktu

2.      Kualitas air yang kadang tidak jernih

3.      Alat pengolah yang tergantung listrik, sehingga kalau listrik mati maka tidak beroperasi





3.7       Pemecahan masalah
            Setelah melakukan observasi serta tinjauan langsung ke Depot Air Minum Tirta Arta maka penulis mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk point point permasalahan yang  dialami oleh Depot Air Minum Tirta Arta maka perlu adanya suatu systemcadangan yang terstruktur agar supaya dapat lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan usaha.

3.8       Use Case


3.9       Deskripsi use case
            • Deskripsi Proses
a.       Suplier air mengantar tangki air ke Depot
b.      Karyawan menerima dan menempatkan pada Tandon Air
c.       Karyawan melaksanakan pengolahan lewat mesin pengolah air
d.      Setelah melalui proses pengolahan, air siap di jual
e.       Setiap ada transaksi jual beli air isi ulang, maka pembeli/konsumen mendapatkan bukti berupa kwitansi pembayaran dan setiap pengisian 8 kali gratis pengisian 1 kali.
                                                                   

                                                                   BAB IV

PENUTUP


4.1       Kesimpulan
Berdasarkan pengembangan sistem pengolahan air isi ulang yang dilakukan pada Depot Air Isi Ulang Tirta Artaselama ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Sumber air Depot Air Isi Ulang Tirta Arta masih tergantung dari suplier
2.    Air sumber terkadang dibawah standar kualitas
3.    Mesin pengolah masih tergantung dari listrik PLN, apabila aliran padam maka depot tidak beroperasi

4.2       Saran
Dengan penggunaan Sistem Pengolahan Air isi ulang ini, maka perlu penambahan baik dari segi kekuangan maupun peningkatan sumber daya. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan saran-saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem ini sebagai berikut :
1.    Depot Air Minum Tirta Arta perlu mencari suplier air cadangan agar proses produksi lancar.
2.    Perlunya sumber mata air yang siap sewaktu-waktu.
Tersedianya sumber energi cadangan agar proses produksi lancar.
Daftar Pustaka

http://www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-analisis-sistem-menurut-para-ahli.html
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Lampiran – Lampiran


Dokumentasi Penelitian: